Senin, 30 November 2009

BAB VII Kesuburan Tanah Gambut

1. Klasifikasi kesuburan tanah gambut
3 golongan gambut:
  1. Eutropik :subur
  2. mesotropik:sedang
  3. oligotropik:miskin hara
  1. Penggolongan tersebut didasarkan pada kandungan Nitrogen(N), fosfor(P), Kalium(K),Kalsium(Ca) dan kadar abunya(Fleslsscher dalam Driessen dan Soepraptohardjo(1974)
  2. Dimodifikasi oleh IPB (1976) berdasarkan pH,N total, P_tersedia, K_ketersedia
2. Kandungan hara makro dan mikro
  • N tinggi
  • P beragam
  • K,Ca dan Mg rendah
  • Cu, Zn,Mn, Fe rendah
  • Kadar abu dapat dijadikan gambaran kesuburan tanah gambut

BAB IV Sifat Kimia Tanah Gambut

1. Kemasaman (pH)
  • pH 3-4,5
  • Kemasaman disebabkan oleh asam-asam organik
  • Kapasitas tanah sanggah tinggi yaitu kemampuan mepertahankan perubahan pH tinggi
  • pH ideal untuk gambut 5-5,5
2. Kapasitas tukar kation (KTK)
  • KTK tinggi 190-270 me/100 g
  • KTK tinggi karena muatan negatif tergantung pH dari gugus karboksil gambut dangkal (4-5,1)>gambut dalam (3,1-3,9)
  • Nilai KTK perlu dikoreksi oleh faktor dalam BD
3. Kejenuhan Basa (KB)
  • Nilai KB gambut rendah
  • KB gambut pedalaman<>
  • KB berhubungan dangan pH dan kesuburan tanah
  • Tingkat kritik KB 30%
4. Asam-asam organik
  • Bahan humat, asam-asam karboksil, asam fenolat
  • makin dalam gambut % bahan humat turun
  • bahan humat memberi nilai KTK tinggi(25-75 me/100g(Maas, 1997)
5. Komplek senyawa organik dengan kation
  • adanya sifat BO yang dapat mengkhelat kation merupakan fenomena yang harus dimanfaatkan untuk mengendalikan sifat meracun dari asam organik meracun
  • BO mampu mengkhelat 98%Cu,75% Zn, 84% Mn
6. Komplek organo-Liat
  • BO dapat berikat dengan liat membentuk komplek organo liat melaui ikatan elektrostatik,hidrogen, dan koordinasi
  • ikatan elektrostatik terjadi melalui proses pertukaran kation
  • ikatan hidrogen terjadi bila atom H berfungsi sebagai sambungan penghubung
  • ikatan koordinasi terjadi pada saat lignin organik menyumbangkan elektron pada ion logam dengan demikian ion logam sebagai jembatan

BAB V Sifat Fisika Tanah Gambut

1. Tingkat dekomposisi :
  1. Gambut kasar (Fibrist):gambut dengan BO kasar > 2/3 (sedikit atau belum terkomposisi atau bahan asal masih terlihat asalnya)warna merah lembayung (2,5 YR 3/2)-coklat kemerahan (5 YR 3/2)
  2. Gambut sedang (HemistaktoBO kasar 1/3-2/3 coklat kemerahan (5 YR 3/2)-coklat tua (7,5 YR 3/2)
  3. Gambut halus (Saprist):BO kasar<1/3,>
2. Penurunan muka tanah :
faktor penyebabnya:
  1. Drainase
  2. Kegiatan budidaya tanaman
  3. Tingkat kematangan gambut
  4. Umur reklainasi
  5. Ketebalan lapisan gambut
  6. Pembakaran waktu pembukaan lahan
Hasil penelitian kecepatan penurunan muka tanah:
fibrik>hemik>saprik

3. Kerapatan lindak (Bulk Density=BD)
  • BD tanah gambut 0,05-0,2 g/cc
  • BD tanah yang rendah akibatnya daya dukung tanah rendah akibatnya tanaman tahunan tumbuh condong atau tumbang
  • Makin dalam BD tanah makin kecil
  • Makin rendah kematangan gambut maka makin rendah nilai BD nya
4. Porositas dan distribusi ukuran pori
  • ditentukan bahan penyusun dan tingkat dekomposisi
  • makin matang gambut maka porositas makin rendah dan distribusi ukuran pori cukup merata
  • gambut tidak matang sangat porous dan tidak merata
  • porositas tanah dan distribusi ukuran pori pada gambut dari rerumputan dan semak jauh baik daripada gambut kayu-kayuan
5. Retesi air (daya menahan air)
  • afinitas tinggi dalam meretensi air karena air bersifat dipolar dan molekul asam-asam organik sangat banyak, maka air dalam jumlah banyak akan berikatan dengan asam-asam organik bebas
  • Makin matang gambut maka retensi air makin tinggi
6. Daya hantar hidrolik (HC)
  • Besarnya HC ditentukan oleh jenis gambut,tingkat kematangan, BD
  • HC gambut serat-seratan lebih lambat dari gambut kayu-kayuan
  • laju yang baik untuk pertanian <0,36>
  • HC secara horisontal sangat cepat dan vertikal sangat lambat
  • makin matang gambut HC makin lambat
7. Kering tak balik
  • berkaitan dengan kemampuan gambut dalam menyimpan,memegang dan melepas air
  • gambut yang mengalami kekeringan hebat akan berkurang kemampuannya dalam memegang air
  • penyebab kering tak balik adalah akibat terbentuk selimut penahan air
  • Pencegahan dengan mengatur tinggi permukaan air

Sabtu, 28 November 2009

BAB IV Klasifikasi Tanah Gambut

A. Berdasarkan ketebalannya:
  1. gambut dangkal: 50-100 cm
  2. gambut sedang :100-200 cm
  3. gambut dalam : 200-300 cm
  4. gambut sangat dalam :> 300cm
B. Berdasarkan tingkat kesuburan tanah:
  1. gambut Oligotrophic : gambut miskin bahan nutrisi (kadar abu <5%)
  2. gambut Mesotrophic: gambut dengan kesuburan sedang(kadar abur 5-10%)
  3. gambut Eutrophic : gambut kaya bahan nutrisi (kadar abu >10%)
C. Berdasarkan faktor pembentukannya:
  1. gambut ombrogen : gambut yang terbentuk terutama karena pengaruh curah hujan yang airnya tergenang atau gambut yang dibentuk dalam lingkungan pengendapan dimana tumbuhan pembentukan semasa hidupnya hanya tumbuh dari air hujan
  2. gambut topogen :gambut yang dibentuk pada depresi topografi dan diendapkan dari sisa tumbuhan yang hidupnya mengambil nutrisi tanah mineral dan air tanah
D. Sistem PPT(1982):
  1. organosol fibrik:tanah organosol yang didominasi oleh bahan fibrik sedalam 50 cm atau berlapis sampai 80 cm dari permukaan tanah
  2. organosol hemik:didominasi bahan hemik
  3. organosol saprik:didominasi bahan saprik
E. Sistem FAO/UNESCO(1974):
  1. gelic histosol:tanah histosol yang mempunyai sifat beku sampai 200 cm dari permukaan
  2. distrik histosol:tanah histosol yang mempunyai pH(H2O) <5,5>
  3. eutrik histosol:tanah histosol lain yang tidak termasuk gelic dan distrik dan umumnya punya pH (H2O) >5,5 dan KB>50%
F. Sistem Soil Taxonomy(1990):
Histosol

Tanah gambut yang sering dijumpai di Indonesia:
  1. Tropofibrist
  2. Tropohemist
  3. Troposaprist
  4. Sulfihemist
  5. Sulfohemist

BAB III Penyebaran dan Status Lahan Gambut

A. Luas (juta Ha) dan penyebarannya:
  1. Eropa barat = 25,986
  2. Eropa timur =151,958
  3. Afrika =4,816
  4. Asia =24,947
  5. Amerika Tengah =2,524
  6. Amerika Selatan =6,175
  7. Amerika Utara =209,640
  8. Pasifik =0,165
Total = 426,211 juta Ha (2% luas daratan)

Luas lahan gambut beriklim sedang 390,4 juta Ha, tropis 35,8 juta Ha.

Luas lahan gambut di Indonesia 17,00 juta Ha atau 1/2 luas gambut tropik

Penyusutan luas gambut dari masa ke masa selalu terjadi, yang disebabkan oleh :
  • reklamasi dan pengatusan berlebihan
  • peladangan
  • intensifikasi pemanfaatan
  • kebakaran
Status dan Pemanfaatan Lahan Gambut:
Tertuang dalam Keppres No 32 tahun 1990 bahwa tanah gambut kedalaman besar sama 3 m termasuk kawsan lindung sebagai kawasan yang tidak boleh diganggu.

BAB II Proses Pembentukan Tanah Gambut

Diemont (1986) merangkum pemikiran Polak(1933), Andriesse(1974) dan Driessen(1978) tentang tahapan-tahapan pembentukan gambut di Indonesia :
  1. Permukaan laut stabil (5000 tahun yang lalu)
  2. Deposisi sedimen pantai dengan cepat membentuk dataran pantai yang luas di pantai tilir Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya, yang ditutupi oleh komunitas hutan mangrove
  3. Komunitas mangrove menyebabkan daerah stabil yang mengakibatkan perluasan tanah, yang akhirnya membentuk daerah mangrove dan lagoon yang mampu mengurangi kadar garam serta meningkatkan daerah dengan air segar menyebabkan terjadinya hutan gambut tropika atau danau berair segar
  4. Danau berair segar itu secara bertahap menampung BO yang dihasilkan oleh tumbuhan, berkembang menjadi hutan gambut tropika yang dipengaruhi oleh air gambut(ground water peat)sebagi gambut topogen
  5. Di atas gambut topogen terbentuk hutan gambut ombrotrophic
Prinsip Pembentukan tanah gambut :
Proses akumulasi BO > dekomposisi BO

Daerah iklim sedang dan dingin :
Penyebab utama adalah suhu dingin dan kondisi air jenuh sehingga proses oksidas berjalan lambat

Daerah Tropika :
Kelebihan air, kekurangan oksigen

Tahap-tahap proses pembentukan endapan gambut:
  1. Asosiasi marin(Rhizophora)
  2. Asosiasi payau(Avicennia)
  3. Asosiasi transisi(Conocarpus)
  4. Asosiasi klimaks(Tropical forest)
Kecepatan pembentukan lapisan gambut:
  1. Proses perkembangan tanah gambut adalah Paludiasi,yaitu penebalan lapisan bahan gambut dalam lahan yang berdrainase jelek di bawah kondisi anaerob
  2. Kecepatan pembentukan gambut tergantung iklim, vegetasi, kemasaman,kondisi aerob dan anaerob, aktivitas mikroorganisme
  3. Di pantai dekat laut pengaruh kegaraman akan mempercepat pertumbuhan tanah gambut karena proses dekomposisi BO terhambat akibat hanya mikroorganisme yang tahan kegaraman saja yang aktif

BAB I Tanah Gambut/Histosol/Organosol

Pengertian Tanah Gambut :
Tanah yang berlapisan yang cukup tebal, yang merupakan pengendapan bahan organik sedenter(pengendapan setempat),yang terutama terdiri atas sisa jaringan tumbuhan yang menumbuhi dataran rawa (Notohadiprawiro, 1986).

Tanah gambut disebut juga Organosol :
Tanah yang mempunyai horison H(organik)setebal 50 cm atau lebih atau komulatif 50 cm di dalam 80 cm dari lapisan atas, atau kurang bila terdapat lapisan batu atau fragmen batuan yang berisi bahan organik diantaranya.

Menurut Andriesse(1992) : Tanah gambut(peat)adalah tanah yang mengandung 100% bahan organik dengan tebal > 40 cm

1. Potensi Lahan Gambut:
  • Luas lahan gambut sekitar 18,2 juta hektar(Kalimantan 9,3 juta Ha, Sumatera 4,3 juta Ha, Irian Jaya 4,6 Juta Ha) (Soekardi dan Hidayat, 1999)
  • Bentuk daerah (topografi) yang datar
  • Penguasaan tanah sebagian besar tanah negara
  • Sifat menahan air yang tinggi akibat kandungan BO yang tinggi
  • Multifungsi:Pertanian, energi, industri dan media tanam
2. Kendala Lahan Gambut:
  • Tingkat kematangan Gambut
  • Tebal lapisan gambut
  • Penurunan permukaan tanah
  • Sifat mengkerut tidak balik
  • Adanya lapisan pirit
  • Kemasaman tanah yang tinggi
  • Salinitas/intrusi air laut
  • Jenuh air
  • Daya hantar hidraulik horisontal besar tapi daya hantar vertikal kecil
  • Daya dukung tanah rendah