Senin, 21 Desember 2009

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Lanjutan

pH Tanah

Metoda : pH H2O

Pereaksi:
Aquades, Larutan penyangga pH 7 dan 4
Cara Kerja:
Ditimbang, sample tanah 10 g, di masukan kealam tabung film dan ditambahkan aquades 10 ml. Kemudian dikocok selama 30 menit dengan mesin pengocpk, dan didiamkan sebentar. Diukur dengan menggunakan pH meter yang telah distandarkan dengan larutan penyangga pH 4 dan pH 7.

KTK

Metoda: Leaching

Pereaksi:
Amonium asetat pH 7, alcohol 40 % aquades, indicator Conway, NaOH 40 %, H2SO4 0,1 N, asam borak 4 %.

Cara Kerja:
Dimasukan 5 g tanah kering udara kedalam gelas piala 250 ml. Ditambahkan 50 ml larutan ammonium asetat pH 7 dan aduk dengan batang pengaduk serta diamkan selama semalam. Setelah itu disaring dengan kertas saring dan ditampung fitratnya dalam labu ukur 100 ml. Sisa tanah dikertas saring pada gelas piala dicuci dengan 20 ml ammonium asetat dan diulang sampai beberapa kali sampai fiotratnya yang ditampung mencapai 100 ml.
Fitrat dipindahkan kedalam labu ukur dan volumenya ditetapka sampai 100 ml dengan ammonium asetat pH 7. Tanah pada kertas saring dicuci dengan 25 – 30 ml alcohol untuk setiap kali pencucian. Tanah pada kertas saring dipindahkan pada labu kjeldahl dan ditambahkan 200 ml aquades dan sedikit batu apung serta 20 ml NaOH 40 %., kemudian dihubungkan dengan alat destilasi. Hasil destilasi ditampung dengan erlemeyer yang berisi 25 ml asam borat dan dan 3 tetes indicator Conway. Destilasi dihentikan setelah destilat mencapai 200 ml. Destilat dititrasi dengan asam sulfat 0,1 N sehingga warna biru berubah menjadi merah muda. Dengan cara yang sama juga dilakukan untuk blanko.
Perhitungan :
KTK (me/100g) = (a - b) x N x 100/w x KKA
Dimana : a = ml H2SO4 untuk penitar sampel tanah
b = ml H2SO4 untuk penitar blanko
N = Normalitas H2SO4 (0,1)
W = berat sampel tanah
KKA = 1 + %kadar air


Penetapan C organik Tanah

Metoda :Walkley and Blank

Pereaksi:
Larutan 1 N kalsium kromat ( 949,04 K2Cr2O7 dalam 1 liter air suling ), Asam sulfat pekat, larutan 0,5 % barium klorida ( 5 g BaCl2 dalam 1 liter air suling), sakarosa baku.
Prosedur:
Larutan baku dibuat dari 29,68 g sakarosa yang telah kering oven, dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 250 ml. Dipipet berturut-turut 5, 10, 15, 20 dan 25 ml larutkan kedalam 5 buah labu ukur 100 ml dan dicukupkan sampai 100 ml dengan aquades. Masing-masing larutan dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukan kedalm 5 buah erlemeyer 100 ml, volumenya dicukupkan sampai 100 ml. Larutan ini berturut-turut mengandung 5, 10, 15, 20 dan 25 mg C. Ditimbang 0,5 g tanah dan ditambahkan 10 ml larutan kalsium kromat dan 20 ml asam sulfat pekat, digoyangkan sampai tercampur. Larutan didiamkan selama satu malam atau sampai jernih.
Hal yang sama juga dilakukan pada larutan baku. Larutan dipindahkan kedalam kuvet lalu diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 um. Hasil pembacaan transmitan ( T ) dicatat dan dikonversikan pada absorban ( A ), lalu dibuat kurva baku berdasarkan kepekatan C sakarosa baku dari 0 sampai 25 mg. Kadar C-organik contoh dihitung berdasarkan kepekatan C-organik pada kurva baku.

Perhitungan : Persentase C = mg C kurva/mg contoh x 100% x KKA
% BO = 1,72 x C-Organik

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

TEKSTUR TANAH

Bahan dan Alat:
sampel tanah, NaOH,Na-hexameraphospat,KCl,H2O2,timbangan,cawan aluminium,ayakan 53mikron,gelas piala,Hydrometer.

Metoda: Pipet dan ayakan

Cara Kerja:
Sampel tanah yang sudah lolos ayakan 2mm ditimbang sebanyak 10 g dan masukan ke dalam gelas piala,lalu ditimbahkan 50 ml H2O2, 10% dan 6 tetes H-acetat,lalu diaduk dan dibiarkan satu malam.
Setelah didiamkan satu malam dipanaskan diatas Hotplate dan ditambahkan 50ml H2O2 30% sampai bahan organik habis,kemudian diangkat dan tambahkan 50ml KCl 0,4 N untuk melarutkan CaCO3 yang ada dalam suspensi tanah dan tambah aquadest sampai volume mencapai separoh gelas piala, panaskan selama 20 menit sambil diaduk.Diangkat tambahkan aquadest 3/4 gelas piala, aduk, biarkan satu malam.
Air yang terbentuk di atas endapkan dibuang sedikit demi-sedikit sampai tinggal endapan.Endapan dibersihkan dari gelas piala dengan menggunakan aquadest dan disaring dengan ayakan 53 mikron untuk memisahkan pasir dari debu+liat dan tampung saringan dengan gelas silinder 1000ml.Pasir yang didapat diletakkan di cawan dan keringkan dengan oven 105 derajat C sampai didapat bobot kering, debu+liat didiamkan selama 2 jam 48 detik, maka didapat berat debu+liat.Suspensi dalam silinder dibiarkan tanpa diganggu.

NITROGEN TANAH

Bahan dan alat:
H2SO4 pekat,H2SO4 0,1 N, NaOH 40%, serbuk selenium, aquadest, H3BO3, 4%indokator conway, destruksi,destilasi,titrasi,labu kjeldhal, pipet, dll.

Metoda: Kjeldhal

Cara Kerja:
Ditimbang sampel tanah 0,5 g dimasukkan kedalam labu kjeldhal, ditambahkan 1 g serbuk selenium dan 5 ml H2SO4 pekat, letakkan diatas tungku api (destruksi) sampai berubah warna putih susu, setelah itu diamkan, diangkat dan tambahkan 40 ml aquadest dan 15 ml NaOH 40%, letakkan di alat destlasi, ditampung dengan erlemeyer 250 ml yang diisi dengan 15 ml H3BO3 4% ditambahkan 3 tetes indikator conway, maka akan berwarna merah muda, lakukan destilasi sampai penampung berubah warna jadi hijau kebiruan dan dicukupkan 40 ml. Hasil tampungan diangkat dan titrasi dengan H2SO4 0,1 N. sampai berubah warna jadi murah muda dan Catat H2SO4 yang terpakai.

Rumus:
%N=(a-b)x 0,1 x 14 x 100/mg tanah x kka
keterangan:
a =ml H2SO4 terpakai
b =ml blanco
kka= koreksi kadar air