Jumat, 25 Desember 2009

Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

1.Metoda Pokok research
a.Metoda logika: metoda yang ditekankan pada cara berfikir(menarik kesimpulan dari data
teoritis yang telah ada yaitu penyimpulan induktif dan deduktif

b.Metoda teknis: metoda yang ditekankan pada cara atau teknis untuk melaksanakan hasil kerja pikiran

Proses induktif riset:

a.Observasi data dari lapangan, b.Menganalisis data tersebut , c.Menarik kesimpulan,
d.Proses bersifat empiris, e.Contoh penelitin tesis,desertasi, dan sebagian skripsi

2.Wujud Penelitian :

a.perumusan masalah, b.perumusan hipotesa, c.experiment,
d.data, e.analisis data, f.pembahasan, g.kesimpulan dan saran
keterangan

a.Perumusan masalah
Penelitian bertolak dari adanya masalah:Perlu menguasai seluk beluk suatu masalah, Perlu menguasai bagaimana merumuskan masalah

Masalah timbul karena:

1.Adanya tantangan,2.Adanya kebingungan terhadap suatu hal/kejadian,3.Adanya kemanduaan/bias artinya,
4.Adanya rintangan,5. Adanya gap/fenomena

3.Tujuan pemilihan masalah dan perumusannya:
a.Untuk mencari, mendapatkan, memuaskan,peneliti secara akademik yaitu sesuai dengan bidang dan disiplin ilmunya
b.Untuk mendapatkan sesuatu yang baru,untuk mengisi kekurangan ilmu yang telah ada
c.Untuk memenuhi keinginan peneliti dan masyarakar
d.Untuk meletakkan dasar, guna memecahkan beberapa penemuan dengan penelitian
terdahulunya untuk dasar penelitian yang akan dating, sehingga menghasilkan suatu
karya inovatif dan kreatif, dan mendapatkan hak paten

4.Ciri-ciri masalah yang baik:

a.Masalah asli/up to date
b.Ada causality dengan suatu kejadian
c.Hal tersebut dianggap penting
d.Hal tersebut dapat diuji
e.Dapat dinyatakan dengan statement atau pernyataan

5.Sumber untuk memperoleh masalah dalam penelitian ilmiah:

a.Berasal dari bacaan/pustaka yang up to date
b.Berasal dari pengamatan terhadap suatu kejadian dilingkungnya
c.Berasal dari analisa bidang pengetahuannya berdasarkan data-data statistic
d.Cabang ilmu yang sedang dipelajari
e.Pengalaman/catatan pribadi dalam rangka mengikuti seminar
f.Ulangan serta perluasan penelitian
g.Praktek serta keinginan masyarakat
h.Bidang spesialisasi
i.Mata kuliah yang sedang diikuti
j.Pengamatan terhadap alam sekelilingnya
k.Seminar dan diskusi ilmiah

6.Trio essensial dalam penelitian:

a.Daya khayal
b.Intuisi(feeling)
c.Akal
7.Sifat-sifat yang harus dimiliki peneliti:

a.Intelegensia
b.Punya inisiatif
c.Punya daya khayal
d.Sifat informasi
e.Iventif
f.Belajar keras dan disiplin l
g.Kejujuran
h.Antusias
i.Tidak mudah putus asa
j.Percaya diri

Kamis, 24 Desember 2009

Survey dan Evaluasi Lahan

SURVEY DAN EVALUASI LAHAN

Pengertian:
A.Survey tanah:

a. Survey adalah mengadakan pemeriksaan,penyelidikan atau peninjauan,melakukan
pengukuran seperti pada survey tanah(kamus bahasa Indonesia,1988).
b. Survey adalah melihat-lihat atau inspeksi seperti melihat-lihat harga pasar
(kamus Oxford,1961).
c. Survey tanah adalah penguraian karakteristik tanah disuatu wilayah,mengklasifikasikan
nya kedalam suatu sistem tertent,menarik batas dari masing-masing satuan peta tanah,
kemudian menduga prilaku tanah dan bagaimana dampaknya dari pengelolaan tanah
tehadap lingkungannya(Van de Broek,1981;survey devision staff,1993)

1.Tujuan survey tanah:
Untuk mengetahui karakteristik tanah disuatu daerah,mengklasifikasikannya dan kemudian memetakannya
untuk mengetahui pennyebaran dan luas masing-masig satuan peta tanah yang didapatkan

2.Hasil dari survey tanah:
a.Klasifikasi tanah dari daerah yang disurvey
b.Peta tanah dari daerah yang disurvey


B.Evaluasi lahan:
Merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk berbagai alternatif penggunaannya
(Dent dan Young,1981)

1.Tujuan evaluasi lahan:
untuk menentukan tingkat atau kelas kemampuan atau kesesuaian lahan untuk tujuan penggunaan
tertentu

2.Hasil dari evaluasi lahan:
a.Klasifikasi evaluasi lahan dari daerah yang evaluasi
b.Peta evaluasi lahan dari daerah yang disurvey

Senin, 21 Desember 2009

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Lanjutan

pH Tanah

Metoda : pH H2O

Pereaksi:
Aquades, Larutan penyangga pH 7 dan 4
Cara Kerja:
Ditimbang, sample tanah 10 g, di masukan kealam tabung film dan ditambahkan aquades 10 ml. Kemudian dikocok selama 30 menit dengan mesin pengocpk, dan didiamkan sebentar. Diukur dengan menggunakan pH meter yang telah distandarkan dengan larutan penyangga pH 4 dan pH 7.

KTK

Metoda: Leaching

Pereaksi:
Amonium asetat pH 7, alcohol 40 % aquades, indicator Conway, NaOH 40 %, H2SO4 0,1 N, asam borak 4 %.

Cara Kerja:
Dimasukan 5 g tanah kering udara kedalam gelas piala 250 ml. Ditambahkan 50 ml larutan ammonium asetat pH 7 dan aduk dengan batang pengaduk serta diamkan selama semalam. Setelah itu disaring dengan kertas saring dan ditampung fitratnya dalam labu ukur 100 ml. Sisa tanah dikertas saring pada gelas piala dicuci dengan 20 ml ammonium asetat dan diulang sampai beberapa kali sampai fiotratnya yang ditampung mencapai 100 ml.
Fitrat dipindahkan kedalam labu ukur dan volumenya ditetapka sampai 100 ml dengan ammonium asetat pH 7. Tanah pada kertas saring dicuci dengan 25 – 30 ml alcohol untuk setiap kali pencucian. Tanah pada kertas saring dipindahkan pada labu kjeldahl dan ditambahkan 200 ml aquades dan sedikit batu apung serta 20 ml NaOH 40 %., kemudian dihubungkan dengan alat destilasi. Hasil destilasi ditampung dengan erlemeyer yang berisi 25 ml asam borat dan dan 3 tetes indicator Conway. Destilasi dihentikan setelah destilat mencapai 200 ml. Destilat dititrasi dengan asam sulfat 0,1 N sehingga warna biru berubah menjadi merah muda. Dengan cara yang sama juga dilakukan untuk blanko.
Perhitungan :
KTK (me/100g) = (a - b) x N x 100/w x KKA
Dimana : a = ml H2SO4 untuk penitar sampel tanah
b = ml H2SO4 untuk penitar blanko
N = Normalitas H2SO4 (0,1)
W = berat sampel tanah
KKA = 1 + %kadar air


Penetapan C organik Tanah

Metoda :Walkley and Blank

Pereaksi:
Larutan 1 N kalsium kromat ( 949,04 K2Cr2O7 dalam 1 liter air suling ), Asam sulfat pekat, larutan 0,5 % barium klorida ( 5 g BaCl2 dalam 1 liter air suling), sakarosa baku.
Prosedur:
Larutan baku dibuat dari 29,68 g sakarosa yang telah kering oven, dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 250 ml. Dipipet berturut-turut 5, 10, 15, 20 dan 25 ml larutkan kedalam 5 buah labu ukur 100 ml dan dicukupkan sampai 100 ml dengan aquades. Masing-masing larutan dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukan kedalm 5 buah erlemeyer 100 ml, volumenya dicukupkan sampai 100 ml. Larutan ini berturut-turut mengandung 5, 10, 15, 20 dan 25 mg C. Ditimbang 0,5 g tanah dan ditambahkan 10 ml larutan kalsium kromat dan 20 ml asam sulfat pekat, digoyangkan sampai tercampur. Larutan didiamkan selama satu malam atau sampai jernih.
Hal yang sama juga dilakukan pada larutan baku. Larutan dipindahkan kedalam kuvet lalu diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 um. Hasil pembacaan transmitan ( T ) dicatat dan dikonversikan pada absorban ( A ), lalu dibuat kurva baku berdasarkan kepekatan C sakarosa baku dari 0 sampai 25 mg. Kadar C-organik contoh dihitung berdasarkan kepekatan C-organik pada kurva baku.

Perhitungan : Persentase C = mg C kurva/mg contoh x 100% x KKA
% BO = 1,72 x C-Organik

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

TEKSTUR TANAH

Bahan dan Alat:
sampel tanah, NaOH,Na-hexameraphospat,KCl,H2O2,timbangan,cawan aluminium,ayakan 53mikron,gelas piala,Hydrometer.

Metoda: Pipet dan ayakan

Cara Kerja:
Sampel tanah yang sudah lolos ayakan 2mm ditimbang sebanyak 10 g dan masukan ke dalam gelas piala,lalu ditimbahkan 50 ml H2O2, 10% dan 6 tetes H-acetat,lalu diaduk dan dibiarkan satu malam.
Setelah didiamkan satu malam dipanaskan diatas Hotplate dan ditambahkan 50ml H2O2 30% sampai bahan organik habis,kemudian diangkat dan tambahkan 50ml KCl 0,4 N untuk melarutkan CaCO3 yang ada dalam suspensi tanah dan tambah aquadest sampai volume mencapai separoh gelas piala, panaskan selama 20 menit sambil diaduk.Diangkat tambahkan aquadest 3/4 gelas piala, aduk, biarkan satu malam.
Air yang terbentuk di atas endapkan dibuang sedikit demi-sedikit sampai tinggal endapan.Endapan dibersihkan dari gelas piala dengan menggunakan aquadest dan disaring dengan ayakan 53 mikron untuk memisahkan pasir dari debu+liat dan tampung saringan dengan gelas silinder 1000ml.Pasir yang didapat diletakkan di cawan dan keringkan dengan oven 105 derajat C sampai didapat bobot kering, debu+liat didiamkan selama 2 jam 48 detik, maka didapat berat debu+liat.Suspensi dalam silinder dibiarkan tanpa diganggu.

NITROGEN TANAH

Bahan dan alat:
H2SO4 pekat,H2SO4 0,1 N, NaOH 40%, serbuk selenium, aquadest, H3BO3, 4%indokator conway, destruksi,destilasi,titrasi,labu kjeldhal, pipet, dll.

Metoda: Kjeldhal

Cara Kerja:
Ditimbang sampel tanah 0,5 g dimasukkan kedalam labu kjeldhal, ditambahkan 1 g serbuk selenium dan 5 ml H2SO4 pekat, letakkan diatas tungku api (destruksi) sampai berubah warna putih susu, setelah itu diamkan, diangkat dan tambahkan 40 ml aquadest dan 15 ml NaOH 40%, letakkan di alat destlasi, ditampung dengan erlemeyer 250 ml yang diisi dengan 15 ml H3BO3 4% ditambahkan 3 tetes indikator conway, maka akan berwarna merah muda, lakukan destilasi sampai penampung berubah warna jadi hijau kebiruan dan dicukupkan 40 ml. Hasil tampungan diangkat dan titrasi dengan H2SO4 0,1 N. sampai berubah warna jadi murah muda dan Catat H2SO4 yang terpakai.

Rumus:
%N=(a-b)x 0,1 x 14 x 100/mg tanah x kka
keterangan:
a =ml H2SO4 terpakai
b =ml blanco
kka= koreksi kadar air



Sabtu, 05 Desember 2009

Teknologi Olah Tanah Konservasi

BAB I
PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)

1. Pengertian Tillage:
Setiap tindakan/pengendalian dan juga menipulasi terhadap tanah yang bertujuan untuk menyiapkan tempat persemaian, mengendalikan gulma, memperbaiki kondisi tanah, infiltrasi, peredaran udara/aerase, serta menyiapkan tanah untuk irigasi permukaan.

a. Tujuan :
1. Menyediakan lingkungan yang baik
2. Perakaran tanaman
3. Pengendalian gulma
4. Pengendalian erosi
5. Mempertahankan kelembapan tanah
Pengaruh pengolahan tanah:
a. Pengaruh temporer
b. Jangka panjang
Dampak pengolahan tanah:
a. Struktur tanah yan terbentuk alami akan hancur
b. Mempecepat dekomposisi BO sehingga terjadi penurunan cepat
c. Penyiangan akan merusak perakaran tanaman
d. Meningkatkan mineralisasi
Faktor-faktor biofisik yang mempengaruhi dalam pemilihan metoda pengolahan tanah:
a. Sifat tanah
b. Lanskape
c. Iklim
d. Tanaman
e. Kebutuhan energy
Lokasi hara dalam suatu system tanah:
1. Majemuk:bias ditingkatkan dengan pemberian NPK,mudah terangkut
2. Terikat dalam material organic yang labil, pada mikrobia tanah dan sisa tanaman
3. Berada pada compound

BAB II
DEGRADASI TANAH
1. Pengertian :
Proses terjadi perusakan tanah/lahan yang disebabkan oleh pengurangan kedalaman tanah dan kualitas tanah akibat dari pengaruh air, angin dan suhu

Beberapa hal penyebab terjadi degradasi :
a. Pertumbuhan penduduk
b. Penggunaan tanah tidak sesuai kemampuannya
c. Erosi yang disebabkan oleh air,angin
Pengaruh degradasi tanah:
a. Primer: menurunkan produksi tanah,Mempengaruhi iklim global akibat perubahan keseimbangan tenaga, air dan peredaran karbon,N dan S
b. Sekunder:ketidakstabilan sospol,meingkatkan pembukaan hutan,penggunaan secara intensif tanah-tanah marginal dan subur,erosi yang dipercepat,pencemaran sumber air,pembebasan gas-gas rumah kaca ke atmosfir

2. Jenis-jenis Degradasi Tanah:
a. Degradasi fisik
b. Degradasi kimia
c. Degradasi biologi


BAB III
PENGOLAHAN TANAH KONVENSIONAL VS PENGOLAHAN TANAH KONSERVASI

a. Pengolahan tanah konvensional, cirri-cirinya:
Pengolahan tanah intensif, pengolahan pertama yang diikuti dengan pengolahan tanah selanjutnya sampat tersedia media yang baik untuk pertumbuhan tanaman, semua tipe PT meninggalkan <15% sisa tanaman pada permukaan untuk penanaman selanjutnya

b. Pengolahan tanah konservasi,cirri-cirinya:
Teknik PT yang sekaligus usaha konservasi tanah dan air,PT yang dapat mencegah terjadi degradasi lahan
Tipe pengolahan tanah konservasi:
a. Tanpa olah tanah(TOT)
b. Olah tanah minimum(OTM)
c. Pengolahan mulsa

BAB IV
TOTK PADA LAHAN BERLERENG

Ada 2 cara:
1. Vegetatif
2. Mekanis
Keterangan:
1. Vegetatif : penggunaan tanaman, penggunaan sisa tanaman,penerapan pola tanam yang dapat menutupi tanah sepanjang tahun
2. Mekanis: membuat bangunan seperti pembuatan guludan atau teras-teras

Dosen : Dr.Ir Adrinal,MS